Jurnal KAGANGA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi  komunikasi  yang  dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu dalam mewujudkan tekad Indonesia Bebas Narkoba 2015. Pada penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pembahasan pada rencana strategis, yaitu ditinjau dari strategi komunikasi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu dalam mewujudkan tekad Indonesia Bebas Narkoba 2015. Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu selaku focal point yang menangani kasus permasalahan narkoba di wilayah Provinsi Bengkulu memiliki ketetapan berdasarkan Surat Keputusan No : Skep/92/XII/2004/BNN tentang Strategi Nasional P4GN yang dijadikan sebagai pedoman/acuan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu dalam menangani masalah narkoba. P4GN merupakan singkatan dari pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, P4GN merupakan suatu program yang mempunyai lima pilar kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan yang meliputi advokasi desiminasi informasi dan insentifikasi penyuluhan bagi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, tindakan pemberantasan, rehabilitasi, dan proses penegakan hukum.

 

Kata Kunci : Narkoba, Strategi Komunikasi, P4GN, Badan Narkotika Nasional

Penulis : Rahmat Husein dan Azhar Marwan

ABSTRAK

Penelitian  ini  berjudul “ Pengaruh video mata lensa di youtube terhadap teknik fotografi komunitas Cophy”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui engaruh video mata lensa di youtube terhadap teknik fotografi komunitas Cophy. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode total sampling karena sampel berjumlah 60 dan kurang dari 100, jadi 60 anggota Komunitas Cophy (Communication Photography) yang menonton video mata lensa sebagai responden. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik penyebaran kuesioner. Teknik analisis data menggunakan bantuan pengukuran dengan skala likert, dan menggunakan   rumus   Linier sederhana dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh video mata lensa di youtube terhadap teknik fotografi komunitas Cophy tentang teori komposisi foto, tentang teknik dasar fotografi ( Shutter speed, diafragma, ISO ), pengetahuan tentang teknik panning, zooming, freezing, dan slow speed. Hal ini di buktikan dengan, analisis linier sederhana diperoleh Y=18,18 + 2,23 X dan berdasarkan analisa hasil perhitungan  ttest  di dapat  thitung=4,9936 lebih  besar dari ttabel  = 2,000 pada taraf signifikan 5%. Ini berarti hipotesis kerja pada penelitian diterima, yaitu ada pengaruh video mata lensa di youtube terhadap teknik fotografi komunitas Cophy.

 

Kata  Kunci  : video,  mata lensa, youtube, teknik fotografi

Penulis : Dio Andreas Ardhan  dan Khairil Buldani, Andy Makhrian

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi antarpribadi yang digunakan oleh para orang tua pada saat pemberian penguatan literasi media kepada anak-anak khususnya para siswa di PAUD IT Baitul Izzah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk menentukan informan pokok penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Adapun kriteria informan pokok  adalah orang tua  yang  mengikuti  kegiatan  sosialisasi literasi media dan menerapkannya kepada anak-anaknya, serta siswa dan guru PAUD IT Baitul Izzah sebagai informan tambahan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para informan didapat data bahwa para orang tua tersebut menyampaikan penguatan literasi media dengan cara membujuk. Para orang tua tidak memberikan komando ataupun perintah. Selain itu, para orang tua juga tidak memberikan hukuman kepada anak-anaknya, walaupun terdapat salah satu informan yang pernah menghukum anaknya kalau anak tersebut tidak mengikuti bujukan dari orang tuanya. Hasil penelitian menunjukkan   bahwa   dari   empat   informan   pokok,   pola   komunikasi   yang digunakan adalah pola komunikasi authoritative.

 

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Komunikasi Orang Tua dan Anak, Literasi Media

Penulis : Septi Puspa Sari, Gushevinalti dan Yuisiani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi komunikasi, hambatan dan dampak dari strategi komunikasi yang diterapkan guru SD SAB Mahira dalam mengimplementasikan pendidikan karakter kepada peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui observasi partisipan pasif, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa SAB Mahira memiliki empat strategi dalam menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik, yaitu strategi quantum teaching, strategi komunikasi interaksi, strategi  media pembelajaran dan strategi metode. Pada strategi komunikasi quantum teaching, suasana belajar dibuat menyenangkan. Siswa diajak mengalami secara langsung ilmu yang mereka pelajari. Pada strategi komunikasi interaksi, siswa dan guru memiliki kedudukan  seimbang sebagai komunikan dan komunikator. SAB Mahira juga menggunakan alam sebagai media pembelajaran serta menggunakan metode hapalan, pembiasaan diri dan hukuman sebagai metode dalam menanamkan pendidikan karakter kepada siswa. Selain itu terdapat hambatan dalam menanamkan pendidikan karakter yang berasal dari internal, yaitu kefokusan siswa yang kurang, dan hambatan eksternal, yaitu pola asuh orang tua yang kurang singkron dengan guru di sekolah dikarenakan orang tua siswa sebagian besar merupakan orang tua yang sibuk. Berdasarkan hasil penelitian, strategi komunikasi yang digunakan SAB Mahira berdampak positif terhadap perkembangan prilaku siswa.

 

Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Pendidikan Karakter, Sekolah Alam Bengkulu Mahira

Penulis : Rozaqiyah Puspita Sari dan Rasianna Br. Saragih, Yuliati

ABSTRAK

Bagi politisi, wajah sebagai image dan aset terpenting karena dapat menyembunyikan karakter asli atau sekedar menyamarkannya. Di dalam image melekat unsur kehormatan, penghormatan, status, hubungan, kesetiaan dan nilai-nilai positif. Penerapan teori negosiasi wajah Ting Toomey (1985) dan  dengan perpaduan konsep ekspresi mikro Ekman (2003) menjadi pisau analisis image dalam mengungkapkan manajemen wajah aktor di berbagai panggung depan. Kemudian menjadi satu kesatuan dengan metode analisis percakapan dan paradigma interpretif dalam menggambarkan panggung belakang aktor yang tampil melalui ekspresi wajah pada tayangan Jakarta Memilih “The Final Round”.

 

Kata kunci : Manajemen Wajah, Image, Panggung Depan, Panggung Belakang

Penulis : Meiselina Irmayanti

ABSTRAK

Penelitian  ini  untuk mengetahui  bagaimana   Pluralisme   ditampilkan   dalam   Film Merah  Putih III. Untuk mengungkap  permasalahan  tersebut secara menyeluruh dan   mendalam,   peneliti   menggunakan   metode  penelitian   kualitatif   dengan memakai teori John Fiske yang berfokus dengan 3 elemen yaitu realitas, representamen, ideologi. digunakan untuk memberikan gambaran dan makna mengenai   representasi   Pluralisme  dalam   film   Merah   Putih   III.   Dari   hasil penelitian ini ditemukan bahwa, 1.Film Merah Putih III mengangkat tentang rasa nasionalisme, film yang sangat kental akan pluralitas dalam setiap karakter atau penokohan, 2. Makna Pluralisme yang muncul dalam Film Merah Putih III merupakan bentuk dari tanda   yang memiliki makna bahwa meskipun memiliki perbedaan  latar  belakang  tetapi  dapat  disatukan  dengan  semangat  Indonesia melalui  merah putih  yang  bersemboyan   Bhinneka  Tunggal  Ika,  3.  Konsep Bhineka Tunggal Ika menjadi pemicu semangat dalam memaknai pluralisme, memang sebuah negara memiliki budaya dan latar belakang yang berbeda namun perbedaan tersebut disatukan oleh ideologi yang sama, yakni ideologi Pancasila yang mengikat semua masyarakat Indonesia.

 

Kata Kunci : Pluralisme, John Fiske, Merah Putih III

Penulis : Jaga Mitri Salhi Putra dan  Heri Supriyanto

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui  bagaimana  persepsi  otaku  mengenai  nilai-nilai  kesetaraan gender dalam anime dan manga Naruto dengan analisis teori perkembangan perseptual Gibson. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian untuk menjelaskan secara mendalam persepsi otaku mengenai nilai- nilai kesetaraan gender dalam anime dan manga Naruto. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan data utama yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan para informan. Hasil penelitian mengungkapkan persepsi otaku bahwa terwujudnya kesetaraan gender dalam anime dan manga Naruto telah ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan memperoleh manfaat  yang setara dan adil dari pembangunan,  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  anime  dan  manga  Naruto adalah serial yang memuat nilai-nilai kesetaraan gender.

 

Kata kunci : anime, manga, persepsi otaku, kesetaraan gender, perseptual Gibson

Penulis : Sutrisno Wijayadiningrat  dan  Wahyu Widiastuti

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku positif geng motor di dalam sinetron Anak Jalanan. Penelitian menggunakan metode analisis semiotik John Fiske pada level realitas. Maka peneliti meneliti 8 kode di dalam kode realitas yaitu kode perilaku, kode gaya berbicara, kode penampilan, kode mimik muka, kode riasan, kode ekpresi, kode gerakan dan kode kostum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kode perilaku pada level realitas menunjukkan kalau geng motor di sinetron anak jalanan memiliki perilaku positif, seperti anak geng motor di sinetron sering menolong orang kesusahan , bersedekah dan juga taat beribadah. Pada kode lingkungan juga menunjukkan kalau geng motor balapan di sirkuit balapan bukan di jalan raya. Dan kode selanjutnya yang menunjukkan sifat positif geng motor adalah kode penampilan, di dalam sinetron anak jalanan geng motor warrior menggunakan pakaian yang rapi dan juga sopan dimanapun mereka berada. Pada kode gaya berbicara, anak geng motor di sinetron anak jalanan berbicara dengan lembut dan sopan dengan orang yang lebih tua. Pada   kode ekpresi, geng motor di sinetron anak jalanan selalu berekpresi senyum dalam keadaan sedih maupun senang dan juga ekpresi marah juga bisa nampak tapi tidak terlihat. Pada kode gerakan, anggota geng motor selalu menaatin peraturan dari gurunya dan selalu menerima hukuman yang sesuai dengan kesalahannya, pada kode riasan anggota geng motor di sinetron anak jalanan selalu memakai make up dan minyak rambuk agar kelihatan rapi dan kode terakhir adalah kode kostum, geng motor di sinetron anak jalanan berpakaian rapi dan jika di sekolah mereka selalu memakai dasi untuk mematuhi peraturan sekolahnya.

 

Kata Kunci : Perilaku Positif, Geng Motor, Semiotika John Fiske, Sinetron Anak Jalanan

Penulis : Yudha Bakar Sidiq dan Dedi Supriyadi

ABSTRAK

Pemahaman tentang kodrat dan gender dalam masyarakat masih bias, yaitu terjadinya pencampuradukan dua  istilah  tersebut.  Hal  demikian  berakibat  pada ketidakadilan bagi kaum perempuan dan sulit untuk bisa setara dengan kaum laki- laki. Fenomena tersebut kemudian diangkat dalam sebuah film berjudul 7 Hati 7 Cinta  7  Wanita (777).  Film  ini  mencoba  menyampaikan  gambaran  tentang fenomena tentang kondisi perempuan dalam masyarakat. Kekerasan dalam rumah tangga/ istri (KDRT/I), kasus prostitusi, hamil diluar nikah, dan praktek poligami adalah sebagian besar realita yang coba diungkap dalam film ini. Kajian tentang media terutama film menjadi menarik, ketika film berusaha memberikan sebuah gambaran realita sosial yang terjadi di masyarakat, salah satunya tentang kondisi perempuan. Hal tersebutlah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana realita sosial kekerasan terhadap perempuan di representasikan dalam film 777. Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif dan analisis Semiotika Sosial M. A. K. Halliday. Peneliti berusaha melihat bagaimana realitas sosial kekerasan terhadap perempuan dalam film dilihat dari  segi  teks verbal dan non-verbal, konteks situasi dan konteks budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipan, wawancara langsung pada informan, dan pengumpulan dokumentasi serta berbagai sumber data yang mendukung pada objek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa realitas sosial kekerasan terhadap perempuan dalam film 777 tergambar secara teks visual melalui tiga aspek, yaitu medan wacana, pelibat wacana, sarana/modus wacana yang secara keseluruhan menggambarkan realitas tidak hanya secara fiksi, namun didasarkan juga pada pengalaman pribadi dan riset pelaku produksi film 777 sendiri

 

Kata Kunci : Realitas Sosial, Kekerasan Terhadap Perempuan, Film, 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita

Penulis : Eko Pebrian Jaya  Dwi Aji Budiman

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui representasi illuminati pada cuplikan video klip lagu “Satu” Dewa19.Dalam cuplikan video klip lagu “Satu” Album Laskar Cinta group band Dewa19 terdapat beberapa simbol-simbol yang menunjukkan simbol illuminati. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif menggunakan purposive sampling karena data diambil secara acak yang menurut peneliti gambar yang menjadi fokus dalam cuplikan tersebut.Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang obyek yang dianalisis.Penelitian ini menggunakan Semiotika Ferdinand de Saussure representasi illuminati dalam cuplikan video klip tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa dunia musik memiliki kekuasaan yang untuk mencuci otak (brainwash) masyarakat, dipercaya dengan cara musik inilah kelompok illuminati menjadikan musik sebagai alat untuk menyampaikan pesan dalam bentuk yang berbeda. Salah satunya dengan memasukkan pesan dibawah alam sadar. Pencucian otak di dunia musik ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti pada penelitian kali ini dengan menggunakan gambar dalam cuplikan video klip lagu Satu dewa19 yang merupakan simbol-simbol pemujaan setan baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Kelompok illuminati ini hanya menggunakan logo dan simbol untuk menyatakan keberadaan kelompok ini diantara anggotanya. Jadi, sebenarnya walaupun jalan cerita video klip lagu Satu seperti apapun itu tak menjadi masalah buat kelompok tersebut, karena para illuminati akan tetap berusaha masuk dengan cara “menitipkan” simbol-simbol alirannya agar masyarakat menjadi biasa dan familiar dengan simbol-simbol kelompok illuminati ini.

 

Kata Kunci : Representasi, Simbol Illuminati,Semiotika

Penulis : Refanny Piolisa Ch, Verani Indiarma